STRATEGI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Dosen :Mario
Emilzoli, M. Pd
Di susun oleh :
Nunik Ayu Lestari
Nur Aisyah Rahmawati
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SILIWANGI BANDUNG
2015 - 2016
KATA PENGANTAR
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam peroses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran
didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbulkan berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupannya
sehari-hari.
Cimahi,
November 2015
Penulis,
DAFTAR
ISI
BAB 1
Dalam penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah,
walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang hrus dibahas. Proses
pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis
dan logis.
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi
kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dilihat dari aspek filosofis tentang
fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan anak didik
agar dapat hidup di masyarakat, maka SPBM merupakan strategi yang
memungkinkan dan sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada
kenyataannya setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah, dari mulai
masalah sederhana sampai kepada masalah yang kompleks. Dilihat dari konteks
perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran.
1. Apa itu strategi pembelajaran
berbasis masalah ?
2. Bagaimana konsep dasar dan
karakteristik strategi pembelajaran berbasis masalah ?
3. Apa hakikat masalah yang ada dalam
strategi pembelajaran berbasis masalah ?
4. Bagaimana tahapan-tahapan strategi
pembelajaran berbasis masalah ?
5. Apa keunggulan dan kelemahan strategi
pembelajran berbasis masalah?
C.
Tujuan
Pembahasan
Dalam rangka proses pembelajaran tentu kita sebagai seorang
pendidik harus mengetahui strategi pembelajaran seperti apa yang cocok
diterapkan dalam prses pembelajaran. Dalam hal ini setelah membahas strategi
pembelajaran berbasis masalah ini kita dapat memahami strategi pembelajaran
berbasis masalah itu seperti apa, dalam kondisi seperti apa strategi ini cocok
diterapkan, dan bagaimana konsep dasar serta karakteristik strategi
pembelajaran masalah ini. Selain itu juga kita dapat memahami tahapan-tahapan
untuk melaksanakan strategi pembelajaran berbasis masalah serta dapat
mengetahui keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah ini,
agar dalam prose pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
Dalam pelaksanaannya, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah,
walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang hrus dibahas. Proses
pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis
dan logis.
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan
kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata
proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar
anatara individu dengan lingkungannya.
Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai
arena atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat,
maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat penting untuk
dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataannya setiap manusia akan selalu
dihadapkan kepada masalah, dari mulai masalah sederhana sampai kepada masalah
yang komplek, dari mulai masalah pribadi sampai kepada masalah keluarga,
masalah sosial kemasyarakatan, masalah negara sampai kepada masalah dunia. SPBM
inilah diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka
SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki sistem pembelajaran.Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk
dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru.Akibatnya
manakala siswamenghadapi masalah, walaupun masalah itu dianngap spele, banyak
siswa yang tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Tidak sedikit siswa yang
mengambil jalan pintas, misalnya dengan mengkonsumsi obat-obat terlarang atau
bahkan bunuh diri hanya gara-gara ia tidak sanggup menyelesaikan masalah.
` SPBM dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama SPBM,
yaitu :
1.
SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya
dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. SPBM
tidak mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui SPBM siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
2.
Aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah
sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran.
3.
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah prose
berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis
dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu. Sedangkan empiris artinya prose penyelesaian masalah
didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan
pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan.Permasalahan
tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari
peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga
atau dari peristiwa kemasyarakatan.
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat
diterapkan jika :
1. Manakala guru menginginkan agar
siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi
menguasai dan memahaminya secara penuh.
2. Apabila guru bermaksud untuk
mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan
menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi
baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
3. Anakala guru menginginkan kemampuan
siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
4. Jika guru ingin mendorong siswa
untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
5. Jika guru ingin agar siswa
memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam
kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).
Antara strategi pembelajaran inkuiri (SPI)
dan strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut terletak pada jenis masalah dan
tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Masalah dalam SPI adalah masalah yang bersifat
tertutup.Artinya, jawaban dari semua masalah sudah itu sudah pasti, oleh sebab
itu jawaban dari masalah yang dikaji itu sebenarnya guru sudah mengetahui dan
memahaminya, namun guru secara tidak langsung menyampaikannya kepada siswa.
Dalam SPI tugas guru pada dasarnya adalah menggiring siswa melalui proses
tanya jawab pada jawaban yang sebenarnya sudah pasti. Tujuan yang ingin di
capai oleh SPI adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tantang jawaban
dari suatu masalah.
Sedangkan Masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersifat
terbuka.Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti.Setiap siswa, bahkan
guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban.Dengan demikian, SPBM memberikan
kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data
secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Tujuan yang ingin dicapai
oleh SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis,
dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data
secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang
diharapka, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.
Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan,
atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak
terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan juga dapat
bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai kurikulum yang berlaku.
1. Bahan pelajaran harus mengandung
isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari
berita, rekaman, video, dan yang lainnya.
2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap
siswa dapat mengikutinya dengan baik.
3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang
berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa
manfaatnya.
4. Bahan yang dipilih merupakan bahan
yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa
sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.
Banyakahliyang menjelaskan bentuk penerapan
SPBM. John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6
langkah SPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problemsolving), yaitu:
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah
siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa
meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah
siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari
dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa
mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan
hipotesis yang diajukan.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan
masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan
sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
David Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM
melalui kegiatan kelompok, yaitu:
1. Mendefinisikan masalah, yaitu
merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga
siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa
meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk
dipecahkan.
2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan
sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor
yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian
masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada
akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat
dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang diperkirakan.
3. Merumuskan alternatif strategi,
yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada
tahapan ini setiap siswadidorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan
argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
4. Menentukan dan menerapkan strategi
pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat
dilakukan.
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses
maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi tehadap seluruh kegiatan
pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat
dari penerapan strategi yang diterapkan.
Sesuai dengan tujuan SPBM, adalah untuk menumbuhkan sikap
ilmiah dari beberapa bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli, maka secara umum
SPBM dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya
maslah yang harus dipecahkan.Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada
kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau
lingkungan sosial.Kemampuan yang harus dicapai siswa pada tahapan ini adalah
siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai
fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan
lebih dari satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu
atau dua kesenjangan yang pantas dikaji baik melalui kelompok besar atau
kelompok kecil atau bahkan individual.
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari
kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas dikaji.
Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan
kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data
apa saja yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang
diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas
masalah.Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan
menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas,
spesifik, dan dapat dipecahkan.
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari
berpikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah
penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkandari siswa
dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang
ingin diselesaikan.Melalui analisis akibat inilah pada akhirnya siswa
diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.Dengan
demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang
sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam
proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan
cara penyelesaian masalah sesuai hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan
data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi
proses yang di dasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini
siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan.Kemampuan yang diharapkan
pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan memilah data, kemudian
memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan
hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak.Kemampuan yang diharapkan
dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan dalam menelaah data dan sekaligus
membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji.Disamping itu
diharapkan juga siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses
SPBM. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih
alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang
dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
pilihan.
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
a. Pemecahan masalah (problemsolving) merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah (peoblemsolving) dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan kemampuan baru bagi
siswa.
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa
bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
e. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa
untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga
dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
proses belajarnya.
f. Melalui Pemecahan masalah (problemsolving) bisa memeperlihatkan
kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain
sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari gur atau dari buku-buku
saja.
g. Pemecahan masalah (problemsolving) dianggap lebih
menyenangkan da disukai siswa.
h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i.
Pemecahan masalah (problemsolving)
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
j.
Pemecahan masalah (problemsolving)
dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendididkan formal telah berakhir.
disamping
keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a.
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka
akan merasa enggan untuk mencoba.
b.
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problemsolving membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan.
c.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari.
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan pada prose penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. 3
ciri utama SPBM, yaitu : SPBM merupakan merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus
dilakukan siswa, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah,
SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran ,
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah.
secara umum SPBM dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut, yaitu: Menyadari masalah, Merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, menentukan pilihan
penyelesaian masalah. Selain itu juga strategi pembelajaran berbasis masalah
ini memiliki kekurangan dan kelebihan, disini peran guru sangat diperlukan
untuk bisa menciptakan suasan belajar yang efektif.
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd.
2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group Purwati, Siti. 2010. Pengertian Strategi Pembelajaran. http: ilmu agama buddha.
Byethost 12. Com / berita-124-pengertian-strategi-pembelajaran.html.
Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group Purwati, Siti. 2010. Pengertian Strategi Pembelajaran. http: ilmu agama buddha.
Byethost 12. Com / berita-124-pengertian-strategi-pembelajaran.html.
Gulo, W. (2002).Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSelain memiliki keunggulan strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kelemahan, diantaranya jika tidak adanya minat/kepercayaan diri siswa, selain itu SPBM juga keberhasilannya membutuhkan waktu yang lama serta siswa juga dituntut untuk memiliki pemahaman, bagaimana cara mengatasi kelemahan itu ?
BalasHapussecara seluruhan materinya sudah bagus, cukup jelas.
BalasHapuskesimpulannya strategi ini mengajarkan siswa untk memecahkan masalah dan strategi ini dianggap lebih menantang bagi siswa.
Strategi ini bisa membuat siswa berfikir kritis untuk mengasah kemampuan berfikir sehingga siswa tidak hanya menerima pengetahuan dari guru saja.
BalasHapus