Minggu, 14 Februari 2016

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR

MAKALAH STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB)
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi pembelajaran

Disusun oleh :
·        Ira Zakiah
·        Widya Febriana

Description: D:\images - Copy.jpg









PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI BANDUNG

          2015

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
     Penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan Makalah  di masa yang akan datang. Akhir kata semoga  Makalah ini dapat dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Daftarisi





PENDAHULUAN
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Strategi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang berarti panglima atau jenderal, ilmu kejenderalan, ilmu kepanglimaan. Strategi dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di depan kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien (Gulo, 2002 : 1).
Istilah pembelajaran muncul secara bertahap dan perkembangannya itu disebabkan karena perhatian terhadap anak didik dalam usaha pendidikan dan pengajaran.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Kemp (1995) menyebutkan strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan Dick dan Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2006, 1924).
Sering terjadi di beberapa sekolah menggunakan strategi pembelajaran yang kurang efektif. Seorang guru hanya bisa memberikan materi dalam bentuk ceramah tanpa memikirkan mungkin saja ada siswa yang ingin mengatakan sesuatu. Dalam makalah yang akan dibahas ini penulis akan mencoba sedikit menjelaskan tentang strategi pembelajaran SPPKB yaitu model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir. Peserta didik bukan sekedar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mengembangkan gagasan dan ide melalui bahasa verbal.




B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
a.         Apa Latar Belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB ?
b.         Apa pengertian dan Karakteristik SPPKB ?
c.         Apa Kelemahan dan Kelebihan SPPKB ?
d.        Bagaimana Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran ?
e.         Apa Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran SPPKB

 

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
a.     Untuk mengetahui Latar Belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB
b.     Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik SPPKB
c.     Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan SPPKB
d.     Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaranSPPKB
e.    Untuk mengetahui dasar pertimbangan pemilihan strategi pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran SPPKB
f.     Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendididkan IPS SD 2 yang diberikan oleh Bapak Drs. H. Fadhli Kamil, M. Pd


                       


BAB II
Landasan filosofis SPPKB adalah kontruktivisme. Menurut kontruktivisme pengetahuan itu terbentuk bukan dari objek saja, tetapi bagaimana kemampuan individu sebagai subjek menangkap setiap objek yang diamati. Menurut kontruktivisme pengetahuan memang berasal dari luar, tetapi di bangun lagi oleh dan dari dalam diri individu.
Hakikat pengetahuan menurut filsafat kontruktivisme yang dikemukakan oleh sanjaya (2009:227) adalah sebagai berikut:
1.      Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan kontruksi kenyataan melalui subjek.  Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
2.      Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang.
3.      Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada seorang siswa, tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan objek, pengalaman dan lingkungan yang ada di sekitar mereka. Menurut aliran kontruktivisme pengetahuan tidak dapat ditrasnfer begitu saja kepada orang lain, tetapi harus diartikan sendiri oleh setiap individu. Oleh sebab itu, “pembelajaran berfikir menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek, menganalisis dan mengkontruksinya sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam individu” (sanjaya 2009:227)







B.  Latar belakang psikologis
Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral (sanjaya, 2009:227). Sebagai peristiwa mental prilaku manusia bukan hanya gerakan fisik saja, tetapi terpenting adalah adanya faktor pendorong yang menggerakkan fisik tersebut. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kemampuan itulah yang membuat manusia untuk berprilaku. Piaget dalam sanjaya (2009:227) menyatakan “ children have a built-in desire to learn”. Hal inilah yang melatar belakangi SPPKB.

 

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir peserta didik. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik. Akan tetapi, peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri melalui proses dialog dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir  (SPPKB ) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah, fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian diatas:
a.    SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang akan dicapai adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan dan ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.



b.    Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berfikir, artinya penegembangan gagasan dan ide didasarkan pada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan untuk mendiskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang diperoleh.
c.    Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
SPPKB memiliki 3 karakteristik sebagai berikut :
1.      Proses pembelajaran SPPKB menekankan pada proses mental peserta didik secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut peserta didik untuk sekedar mendengar dan mencatat tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berpikir.
2.      SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus-menerus.
3.      SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan.
Adapun kelebihan dari strategi ini, yaitu :
1.      Siswa lebih siap menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru.
2.      Prioritas pembelajaran menekankan pada keterampilan siswa
3.      Memberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada.




Sedangkan kelemahan dari strategi ini, yaitu :
1.      Hanya sekolah yang sesuai dengan karakteristik SPPKB yang dapat melaksanakan model strategi ini dengan baik
2.      Kelemahan strategi ini bukan kelemahan dari model pembelajaran itu sendiri, tetapi karena faktor di luar model pembelajaran. Faktor tersebut berkenaan dengan kesiapan guru, siswa dan kondisi siswa.
3.      Faktor waktu belajar yang tersedia tidak cukup dengan pembelajaran SPPKB yang membutuhkan waktu yang relatif banyak.
4.      Siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata sulit mengikuti strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir ini.
       Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi ini, yaitu :
1. Kegiatan Awal
·         Tahap orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran  Tahap orientasi dilakukan dengan menjelaskan tujuan yang harus dicapai dan menjelaskan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
·         Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.




2. Kegiatan Inti
·         Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini, guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa.Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
·         Tahap inkuiri
Pada tahap ini siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan.
3. Kegiatan akhir
·         Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.
·         Tahap Treatment
Tahapan dimana guru mengadakan perbaikan pada siswa yang belum bisa menyimpulkan hasil kegiatan inkuiri.




·         Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan.Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu menstransfer kemampuan berpikir setiap siswa,untuk memecahkan masalah-masalahbaru.Pada tahap ini guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topic pembahasan.
H. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya pertimbangan yang berhubungan dengan :
a.         Tujuan yang ingin dicapai
b.         Bahan atau materi pembelajaran
c.         Siswa
Selain itu, SPPKB dapat berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagai pengelola pembelajaran bila :
1.      SPPKB adalah model pembelajaran bersifat demokratis,oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan suasana demokratis dan saling menghargai.
2.      SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan bertanya untuk melacak, bertanya untuk memancing,dan lain-lain.
3.      SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan kerenanian siswa untk menjawab pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data dan fakta social, serta keberanian untuk mengeluarkan ide-ide, serta menyusun kesimpulan dan mencari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan.





BAB III

Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir  (SPPKB ) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah, fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Landasan filosofis SPPKB adalah kontruktivisme. Sedangkan landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif.
Sebaiknya pembelajaran SPPKB harus diterapkan di berbagai sekolah agar dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Selain itu dengan pembelajaran ini seorang guru bisa mengetahui seberapakah pengetahuan yang dimiliki oleh murid dan bagi murid sendiri akan lebih aktif serta menambah keberanian diri untuk mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya.

9 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Apakah bisa efektif dan efesien dalam pembelajaran menggunakan strategi kemampuan berfikir .??

    BalasHapus
  4. Strategi kemampuan berfikir menurut saya tidak efisien, karena tidak sinkronnya waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan dalam strategi kemampuan berfikir. Strategi ini bisa efektif digunakan jika kondisi siswa mendukung dan adanya persipapan dari guru terlebih dahulu, bisa juga tidak efektif jika faktor pendukungnya tidak siap seperti kesiapan dari guru dan siswa yang tidak maksimal.

    BalasHapus
  5. Bagaimana cara mengatasi siswa yang berada di bawah rata rata kemampuannya ketika sekolah menggunakan strategi kemampuan berfikir ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya jika ada siswa yang dibawah rata-rata kemampuannya, lebih tepat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Dimana siwa yang dibawah rata-rata bisa terbantu oleh teman sekelompoknya yang berkemampuan lebih. Karena untuk menjalankan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir ini diperlukan wawasan yang luas dari siswa serta keinginan berfikir untuk menelaah fakta-fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

      Hapus
  6. menurut saya jika kemempuan berfikir ini dipakai kepada siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata maka strategi ini akan kurang berhasil juga membutukan waktu yang akan cukup lama karena strategi ini dibutuhkan ide-ide, kemampuan memingat dan memahami yang cukup baik serta siswa dituntut memecahkan persoalan sehingga apabila sekolah memakai strategi ini guru harus lebih aktif dan memahami siswa serta guru harus sering menggunakan media yang menarik bagi siwanya agar siswa lebih mudah aktif memahami apa yang akan di sampaikan oleh guru

    BalasHapus
  7. apa ada solusi lain dengan mengatasi anak anak yg kemampuannya kurang dalam penerapan strategi ini selain dengan menggantinya dengan strategi pembelajaran kooperatif?

    BalasHapus